Perawatan Luka Perineum
Perawatan Luka Perineum
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
..........................................................................................
i
DAFTAR ISI
.........................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
..................................................................................
....... 1
1.2 Rumusan
Masalah
.....................................................................................
2
1.3 Tujuan
Penulisan .......................................................................................
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Perawatan Perineum
................................................................. 3
2.2 Tujuan
Perawatan Perineum .......................................................................
4
2.3 Bentuk
luka perineum
................................................................................
4
2.4 Waktu
perawatan luka perineum ................................................................
5
2.5 Fakor-faktor
yang mempengaruhi perawatan luka perineum ..................... 5
2.6 Teknik
Melakukan Perawatan Perineum
.................................................... 6
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan ......................................................................................
8
3.2
Saran.......................................................................................................
8
BAB I
PENDAHULUAN
11.
Latar Belakang
Persalinan seringkali menimbulkan perlukaan jalan lahir,
luka-luka biasanya ringan tetapi kadang-kadang terjadi juga luka yang luas dan
berbahaya. Setelah persalinan harus dilakukan pemeriksaan vulva dan perineum.
Robekan perineum terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang
juga pada persalinan berikutnya. (Wiknjosastro, 2005)
Ibu yang bersalin secara normal, beberapa ada yang tidak
mengalami robekan karena jalan lahirnya cukup elastis ketika dilalui bayi saat
proses persalinan. Namun ada ibu yang memerlukan bantuan dokter maupun bidan
untuk memperlebar jalan lahir dengan dilakukan pengguntingan jaringan di daerah
perineum yakni jaringan otot antara anus dan vagina. Pengguntingan jaringan
otot perineum ini disebut tindakan episiotomi.
Luka pada perenium akibat episiotomi, ruptura atau laserasi
merupakan daerah yang tidak mudah untuk dijaga agar tetap bersih dan kering.
Pengamatan dan perawatan khusus diperlukan untuk menjamin agar daerah tersebut
sembuh dengan cepat dan mudah. Pencucian daerah perineum memberikan kesempatan
untuk melakukan inspeksi secara seksama pada daerah tersebut dan mengurangi
rasa sakitnya(Helen Farrer).
Perawatan adalah proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia
(biologis, psikologis, sosial dan spiritual) dalam rentang sakit sampai dengan
sehat (Aziz, 2004). Perineum adalah daerah antara kedua belah paha yang
dibatasi oleh vulva dan anus (Danis, 2000). Post Partum adalah selang waktu
antara kelahiran placenta sampai dengan kembalinya organ genetik seperti pada
waktu sebelum hamil (Mochtar, 2002). Perawatan perineum adalah pemenuhan
kebutuhan untuk menyehatkan daerah antara paha yang dibatasi vulva dan anus
pada ibu yang dalam masa antara kelahiran placenta sampai dengan kembalinya
organ genetik seperti pada waktu sebelum hamil.
Tujuan perawatan perineum menurut Hamilton (2002), adalah
mencegah terjadinya infeksi sehubungan dengan penyembuhan jaringan. Perawatan
luka jalan lahir dilakukan sesegera mungkin setelah 6 jam dari persalinan
normal. Ibu akan dilatih dan dianjurkan untuk mulai bergerak duduk dan latihan
berjalan. Tentu saja bila keadaan ibu cukup stabil dan tidak mengalami
komplikasi misalnya tekanan darah tinggi atau pendarahan.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah yaitu:
a.
Apa yang dimaksud dengan perawatan
perineum?
b.
Apa tujuan dilakukannya perawatan
perineum?
c.
Apa saja bentuk luka perineum?
d.
Kapan saja dilakukan perawatan
perineum?
e.
Apa saja factor-faktor yang
mempengruhi dalam melakukan perawatan perineum?
f.
Bagaimana teknik melakukan perawatan
perineum?
1.3
Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan dalam
penulisan makalah ini adalah untuk:
a.
Untuk mengetahui pengertian dan
tujuan dari perawatan perineum
b.
Untuk mengetahui dan memahami bentuk
dari luka perineum
c.
Untuk mengetahui waktu perawatan
perineum
d.
Untuk mengetahui factor-faktor dan
teknik dalam melakukan perawatan perineum.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Perawatan Perineum
Perawatan adalah proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia
(biologis, psikologis, sosial dan spiritual) dalam rentang sakit sampai dengan
sehat (Aziz, 2004). Perineum adalah daerah antara kedua belah paha yang
dibatasi oleh vulva dan anus (Danis, 2000). Perawatan perineum adalah pemenuhan
kebutuhan untuk menyehatkan daerah antara paha yang dibatasi vulva dan anus
pada ibu yang dalam masa antara kelahiran placenta sampai dengan kembalinya
organ genetik seperti pada waktu sebelum hamil.
Merawat luka merupakan suatu usaha untuk mencegah trauma
(injury) pada kulit, membran mukosa atau jaringan lain yang disebabkan oleh
adanya trauma, fraktur, luka operasi yang dapat merusak permukaan kulit
(Ismail, 2012).
Robekan perineum terjadi pada hampir semua persalinan
pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. Robekan ini dapat
dihindari atau dikurangi dengan menjaga jangan sampai dasar panggul dilalui
oleh kepala janin dengan cepat. Robekan perineum umumnya terjadi digaris tengah
dan bisa menjadi luas apabila kepala janin lahir terlalu cepat, sudut arcus
pubis lebih kecil daripada biasanya sehingga kepala janin terpaksa lahir lebih
ke belakang dan biasanya, kepala janin melewati pintu bawah panggul dengan
ukuran yang lebih besar daripada sirkum frensia suboksipito-bregmatika.
Robekan pada luka perineum ini sebenarnya ada beberapa
tingkatan, yakni jahitan pada robekan jahitan jalan lahir tingkat 1,
yakni jahitan yang hanya menyatukan kulit luar yang robek, lalu yang berikut
jahitan pada robekan jalan lahir tingkat II, yang menyatukan kulit dan jaringan
otot ( ini yang paling sering terjadi ), dan terakhir adalah jahitan yang
menyatukan robekan jalan lahir tingkat III yang robek sampai dubur.
2.2
Tujuan Perawatan Perineum
Tujuan perawatan perineum menurut Hamilton (2002), adalah
mencegah terjadinya infeksi sehubungan dengan penyembuhan jaringan, untuk
mencegah terjadinya infeksi di daerah vulva, perineum, maupun di dalam uterus,
untuk penyembuhan luka perinium (jahitan perineum), untuk kebersihan perineum
dan vulva, untuk mencegah infeksi seperti diuraikan diatas bahwa saat
persalinan vulva merupakan pintu gerbang masuknya kuman-kuman. Bila daerah
vulva dan perineum tidak bersih, mudah terjadi infeksi pada jahitan perineum
saluran vagina dan uterus. Perawatan luka jalan lahir dilakukan sesegera
mungkin setelah 6 jam dari persalinan normal. Ibu akan dilatih dan dianjurkan
untuk mulai bergerak duduk dan latihan berjalan. Tentu saja bila keadaan ibu
cukup stabil dan tidak mengalami komplikasi misalnya tekanan darah tinggi atau
pendarahan.
2.3
Bentuk Luka Perinium
a.
Rupture
Rupture adalah luka pada perineum yang diakibatkan oleh
rusaknya jaringan secara alamiah karena proses desakan kepala janin atau bahu
pada saat proses persalinan. Bentuk rupture biasanya tidak teratur sehingga
jaringan yang robek sulit dilakukan penjahitan.
b.
Episiotomi
Episiotomi adalah sebuah irisan bedah pada perineum untuk
memperbesar muara vagina yang dilakukan tepat sebelum keluarnya kepala bayi.
c.
Komplikasi Episiotomi
Kurang dari 1% episiotomi atau laserasi mengalami infeksi.
Laserasi derajat empat memiliki risiko infeksi serius yang paling tinggi.
Tepi-tepi luka yang berhadapan menjadi kemerahan, seperti daging dan
membengkak. Benang sering merobek jaringan edematosa sehingga tepi-tepi luka
nekrotik menganga yang menyebabkan keluarnya cairan serosa, serosanguinosa,
atau jelas purulen. Lepasnya jahitan episiotomi paling sering berkaitan dengan
infeksi (Leveno, 2009).
2.4
Waktu Perawatan Luka Perineum
a.
Saat Mandi
Pada saat mandi, ibu post partum pasti melepas pembalut.
Setelah terbuka maka akan kemungkinan terjadi kontaminasi bakteri pada cairan
yang tertampung pada pembalut, untuk itu maka perlu dilakukan penggantian
pembalut.
b.
Setelah buang air kecil
Pada saat buang air kecil kemungkin besar terjadi
kontaminasi air seni pada rektum akibatnya dapat memicu pertumbuhan bakteri
pada perinium untuk itu diperlukan pembersihan perineum.
c.
Setelah buang air besar
Pada saat buang air besar, dilakukan pembersihan sisa-sisa
kotoran disekitar anus, untuk mencegah terjadinya kontaminasi bakteri dari anus
ke perineum.
2.5
Fakor-Faktor Yang Mempengaruhi
Perawatan Luka Perineum
a.
Gizi
Faktor gizi terutama protein akan sangat mempengaruhi
terhadap proses penyembuhan luka pada perinium karena jaringan sangat
membutuhkan protein.
b.
Obat-obatan
·
Steroid : Dapat menyamarkan adanya
infeksi dengan mengganggu respon inflamasi normal.
·
Antikoagulan : Dapat meyebabkan
Hemoragi.
·
Antibiotik Spektrum luas/spesifik :
Efektif bila diberikan segera sebelum pembedahan untuk patologi spesifik atau
kotaminasi bakteri. Jika diberikan setelah luka tertutup, tidak efektif karena
koagulasi intrvaskular.
2.6
Teknik Melakukan Perawatan Perineum
Berikut ini merupakana cara dalam mempersiapkan alat dan
melakukan perawatan dalam perineum yaitu:
Alat yang harus disiapkan:
- Siapkan air hangat
- Sabun dan waslap
- Handuk kering dan bersih
- Pembalut ganti yang secukupnya
- Celana dalam yang bersih
Cara melakukan perawatan:
a. Lepas semua pembalut dan cebok dari
arah depan ke belakang.
b. Basahi waslap dan buat busa sabun
lalu gosokkan perlahan waslap yang sudah ada busa sabun tersebut ke seluruh
lokasi luka jahitan. Jangan takut dengan rasa nyeri, bila tidak dibersihkan
dengan benar maka darah kotor akan menempel pada luka jahitan dan menjadi
tempat kuman berkembang biak.
c. Bilas dengan air hangat dan ulangi
sekali lagi sampai yakin bahwa luka benar–benar bersih. Bila perlu lihat dengan
cermin kecil.
d. Setelah luka bersih boleh berendam
dalam air hangat dengan menggunakan tempat rendam khusus. Atau bila tidak bisa
melakukan perendaman dengan air hangat cukup disiram dengan air hangat.
e. Mengenakan pembalut baru yang bersih
dan nyaman dan celana dalam yang bersih dari bahan katun. Jangan mengenakan
celana dalam yang bisa menimbulkan reaksi alergi.
f. Segera mengganti pembalut jika
terasa darah penuh, semakin bersih luka jahitan maka akan semakin cepat sembuh
dan kering. Lakukan perawatan yang benar setiap kali ibu buang air kecil atau
saat mandi dan bila mengganti pembalut.
g. Konsumsi makanan bergizi dan
berprotein tinggi agar luka jahitan cepat sembuh. Makanan berprotein ini bisa
diperoleh dari telur, ikan, ayam dan daging, tahu, tempe. Jangan pantang
makanan, ibu boleh makan semua makanan kecuali bila ada riwayat alergi.
h. Luka tidak perlu dikompres obat
antiseptik cair tanpa seijin dokter atau bidan.
BAB III
PENUTUP
31 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa
perawatan perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk menyehatkan daerah antara
paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu yang dalam masa antara kelahiran
placenta sampai dengan kembalinya organ genetik seperti pada waktu sebelum
hamil.
Tujuan perawatan perineum menurut Hamilton (2002), adalah
mencegah terjadinya infeksi sehubungan dengan penyembuhan jaringan, untuk
mencegah terjadinya infeksi di daerah vulva, perineum, maupun di dalam uterus,
untuk penyembuhan luka perinium (jahitan perineum), untuk kebersihan perineum
dan vulva, untuk mencegah infeksi seperti diuraikan diatas bahwa saat
persalinan vulva merupakan pintu gerbang masuknya kuman-kuman.
32 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas kami dapat memberikan saran
bahwa perawatan perineum sangan penting untuk dilakukan. Perawatan luka jalan
lahir ini sebaiknya dilakukan sesegera mungkin setelah 6 jam dari persalinan
normal. Dalam hal ini, ibu akan dilatih dan dianjurkan untuk mulai bergerak
duduk dan latihan berjalan. Tentu saja bila keadaan ibu cukup stabil dan tidak
mengalami komplikasi misalnya tekanan darah tinggi atau pendarahan.
DAFTAR PUSTAKA
httphttp://kesehatan.kompasiana.com/ibu-dan-anak/2010/06/25/perawatan-luka-jahitan-setelah-melahirkan-177220.html
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27290/5/Chapter%20I.pdf
http://riskanurfajriahsetiawan.wordpress.com/18-2/
LevLeveno, Kenneth J. 2009. Obstetri Williams: Panduan Ringkas,
Edisi 21. Jakarta: EGC.
WikWiknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Komentar
Posting Komentar