PEMERIKSAAN FISIK DASAR

PEMERIKSAAN FISIK DASAR

By : Nazwar Hamdani Rahil,S.Kep,Ns.,M.Kep

I. Definisi :
Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan tubuh untuk menentukan adanya kelainan-kelainan dari suatu organ bagian tubuh dengan cara melihat (inspeksi), meraba (palpasi), mengetuk (perkusi) dan mendengarkan (auskultasi).

II. Cara Pemeriksaan :
A. Inspeksi :
Yaitu memeriksa dengan melihat & mengingat, hasil yang di dapatkan berupa :
- Kesan umum penderita : apakah tampak kesakitan/tidak, bagaimana cara jalannya ekspresi wajah, posisi tubuh,dll
- Warna : warna permukaan tubuh yg dapat dilihat, mis : warna kulit, warna sklera
- Bentuk : bentuk badan/anggota badan, mis : gemuk, kurus, berotot
- Ukuran : perbandingan antara bagian tubuh/ukuran tubuh seluruhnya
- Gerakan : gerakan normal/abnormal dari dinding dada sewaktu bernafas
Persiapan inspeksi :
- Posisi pemeriksa disebelah kanan penderita, kecuali bagi pemeriksa yg kidal
- Perhatikan pencahayaan/penerangan, cahaya matahari lebih baik dari pada cahaya lampu.
- Suhu ruangan nyaman, tidak telalu dingin
- Perhatikan privasi pasien (menutup pintu/memasang sampiran)

B. Palpasi :
Palpasi adalah pemeriksaan dengan perabaan, mempergunakan rasa propioseptif ujung jari dan tangan, gambaran hasil yang didapatkan berupa:
- Meraba permukaan tubuh,mis : halus, kasar, menonjol, datar, keras, lunak
- Getaran/denyutan : denyut nadi, pukulan jantung pada dinding dada,dll
- Keadaan organ visera : batas hepar/hati, masa abnormal.
Yang perlu diperhatikan saat palpasi :
- Daerah yang diperiksa harus bebas dari gangguan yang menutupi
- Yakinkan tangan pemeriksa tidak dingin  hindari kram bagi pasien yang sensitif, jika tangan dingin digosok-gosok terlebih dahulu sebelum melakukan pemeriksaan.
- Cara meraba :
o Jari telunjuk dan ibu jari : menentukan besarnya benda
o Jari ke 2,3,4 : menentukan konsistens/garis besar kualitas benda
o Seluruh telapak tangan : merasakan getaran
o Sedikit tekanan dengan ujung/telapak jari : menemukan adanya rasa sakit yg dapat dilihat dari perubahan mimik muka/mendengarkan keluhan yg tertekan.

C. Perkusi :
Perkusi adalah pemeriksaan dengan cara mengetuk permukaan badan dengan perantaraan jari tangan.
Tujuan : mengetahui keadaan organ di dalam tubuh, tergantung dari isi jaringan yang ada di bawahnya. Berdasarkan nada perkusi, terdapat 5 kualitas dasar suara :
1. Pekak : dihasilkan pada organ masa padat, mis : perkusi paha
2. Redup : suara perkusi hati
3. Sonor : perkusi dari paru normal
4. Hipersonor : perkusi paru yg emfisematous
5. Timpani : perkusi dari lambung (seperti suara perkusi pipi yg dikembungkan)

D. Auskultasi :
Auskultasi adalah mendengarkan suara yang terdapat dalam tubuh dengan bantuan alat yang disebut stetoskop. Alat ini berfungsi sebagai saluran pendengaran diluar tubuh untuk dapat meredam suara sekitarnya, pemeriksa dapat mendengar suara secara kualitatif & kuantitatif yang ditimbulkan oleh jantung, pembuluh darah dan usus.

III. Macam Pemeriksaan :
a. Pemeriksaan Kepala
1) Persiapan :
a) Pencahayaan ruangan cukup (sinar matahari/lampu)
b) Persiapan alat :
- Pita ukur/metline
- Sarung tangan
- Senter/penlight
c) Pasien dapat duduk atau berbaring
d) Lepaskan penutup kepala, kacamata dll.
e) Pakai handscoon
2) Tehnik Pemeriksaan :
a) Inspeksi kepala dan wajah :
- Bentuk kepala,Ukuran kepala,Kontur / kesimetrisan,Tumor,Pigmentasi /perubahan kulit kepala, Lesi, ruam, pembengkakan, kemerahan kulit kepala,Penyebaran, ketebalan, kebersihan,tekstur & warna rambut
b) Palpasi :
- Lakukan palpasi dengan gerakan memutar lembut menggunakan ujung jari, mulai dari depan turun kebawah melalui garis tengah,kemudian palpasi setiap sudut garis kepala.
- Kaji Tebal & banyaknya rambut, Mudah/tidaknya rambut dicabut,Lesi & nyeri pada kulit kepala, adakah Tumor
- Tekstur dan kontur kulit wajah dan kepala,Tonus otot wajah
- Palpasi nadi temporal (kekuatan & irama)
- Palpasi sendi temporo mandibular :
a) Cara : letakkan ketiga jari ditengah masing-masing tangan secara bilateral diatas setiap sendi, kemudian tekan dengan perlahan pada sendi saat klien membuka dan menutup mulutnya.
b) Evaluasi : kemampuan gerak sendi dan ketidaknyamanan


b. Pemeriksaan Mata:
1. Persiapan alat :

a. Penlight
b. Optalmoskop
c. handscoon
d. penutup mata

2. Tehnik Pemeriksaan :
1. Kelopak mata/palpebra dan bulu mata :
 Persiapan :
 posisi pasien dapat duduk/berbaring dengan pencahayaan cukup.
 Persiapan alat
 Perawat cuci tangan
 Kenakan handscoon
 Anjurkan pasien melihat lurus kedepan
 Inspeksi mata klien bandingkan kiri dan kanan, inspeksi warna, posisi, kondisi permukaan kelopak mata, kondisi & arah bulu mata, serta kemampuan klien untuk membuka, menutup mata dan berkedip
 Normalnya kelopak mata tidak ada edema, lesi dan kemerahan, lipatan palpebra simetris, tidak ada kelambatan penutupan palpebra, dapat menutup sempurna, lama berkedip secara involunter & bilateral sampai 20x/mnt
 Normal bulu mata terdistribusi rata di sepanjang kelopak
2. Konjungtiva :
 Persiapan :
• posisi pasien dapat duduk/berbaring dengan pencahayaan cukup.
• Persiapan alat
• Perawat cuci tangan sebelum & setelah tindakan
• Kenakan handscoon
 Kelopak mata bawah (palpebra inferior) diretraksi ke bawah dengan ibu jari tanpa memberi penekanan pada bola mata, klien diminta untuk melihat keatas
 Kaji warnanya, apakah anemis, hiperemis, normal konjungtiva warna merah muda cerah
 Kaji tekstur & adanya lesi, normal konjungtiva bebas eritema

3. Sklera :
 Persiapan :
• posisi pasien dapat duduk/berbaring dengan pencahayaan cukup.
• Persiapan alat
• Perawat cuci tangan sebelum & setelah tindakan
• Kenakan handscoon
 Kelopak mata atas (palpebra superior) diretraksi ke atas dengan ibu jari & jari telunjuk tanpa memberi penekanan pada bola mata, klien diminta untuk melihat kebawah dan kesamping kanan kiri
 Kaji warnanya, apakah ada ikterik/kekuningan, normal warna sklera putih
4. Kornea :
 Persiapan :
• posisi pasien dapat duduk/berbaring dengan pencahayaan cukup.
• Persiapan alat
• Perawat cuci tangan sebelum & setelah tindakan
• Kenakan handscoon
 Kaji kejernihan, tekstur dengan bantuan penlight, kornea normal bercahaya, transparan & halus
5. Pupil :
 Perawat mengarahkan penlight dari sisi wajah klien kemudian diarahkan kepupil, bergantian dengan pupil yang satunya
 Kaji ukuran, bentuk, kesamaan, akomodasi & reaksi terhadap cahaya. Pupil normal : hitam, bulat, regular & sama ukurannya (diameter 3-7 mm).



c. Pemeriksaan Telinga :
1) Pemeriksaan Telinga luar :
(a) Aurikula :
• Kaji bentuk, ukuran, kesimetrisan, posisi, warna, tekstur, nyeri tekan, lesi
• Aurikula normal sejajar, simetris, titik atas perlekatan berada pada satu garis lurus dg kantus lateral/sudut mata, warna sama dengan wajah, halus tanpa lesi & nyeri tekan
(b) Kanal telinga luar ;
• Untuk meluruskan kanal telinga :
 Anak : tarik aurikula ke belakang & ke bawah
 Dewasa : tarik aurikula ke belakang & keatas
• Inspeksi lubang kanal telinga, kaji ukuran,cairan,bau dengan menggunakan otoskop
 Normal tidak terdapat sumbatan/membengkak, serumen warna kuning kecoklatan
(c) Membran timpani :
Normal putih keabu-abuan mengkilat seperti mutiara saat terkena dari cahaya otoskop, bebas dari robekan dan retakan.

2) Ketajaman pendengaran :
o Tes berbisik : jarak pemeriksa dg penderita 30-60cm, telinga di periksa satu persatu dg tes berbisik dan pasien disuruh mengulang kata-kata yang telah dibisikan
o Tes garpu talla :
1. Rinne (perbandingan konduksi udara & tulang) :
a. Pegang garputala dibagian dasarnya & ketukkan secara perlahan ditumit telapak tangan
b. Tempatkan bagian dasar garputala yg sedadang bergetar di verteks garis tengah kepala klien/garis tengah dahi
c. Tanyakan pada klien apakah bunyi terdengar sama di kedua telinga atau lebih baik disalah satu telinga
2. Weber (lateralisasi udara) :
a. Pegang garputala dibagian dasarnya & ketukkan secara perlahan ditumit telapak tangan
b. Tempatkan batang garputala di prosesus mastoiddeus klien
c. Mulai menghitung interval dg jam tangan
d. Minta klien untuk tidak memberitahu jika bunyi tidak lagi terdengar, letakkan dengan cepat garpu yg masih bergetar 1-2 cm di depan kanal telinga & meminta klien untuk memberitahu jika bunyi tidak lagi terdengar, teruskan menghitung waktu saat bunyi terdengar karena konduksi udara
e. Bandingkan waktu konduksi udara & konduksi tulang


Weber Rinne


d. Pemeriksaan Hidung :
1. Hidung eksternal :
(1) kaji bentuk, ukuran,warna kulit, adanya deformitas/inflamasi hidung
(2) inspeksi septum : kaji kesejajaran, adanya perforasi, perdarahan
Normal : halus simetris, warna sama dengan wajah, septum dekat dg garis tengah, bagian anterior lebih tebal dr posterior
2. Nares anterior :
(1) kaji warna mukosa, lesi, pembengkakan,perdarahan, sekresi hidung
(2) Kaji adanya sumbatan :klien menyumbat salah satu lubang hidung dan dianjurkan bernafas dengan mulut tertutup kemudian di ulang pada lubang hidung sebelahnya
Normal : mukosa warna merah muda lembab tanpa lesi
3. Sinus :
(1) Palpasi area fasialis frontal & maksiler, area frontal ( di bawah alis)
(2) Transluminasi :
 Sinus maksilaris : dg menggunakan senter kecil/transluminator sinus pemeriksa menempatkan cahaya lateral pada hidung klien tepat di medialis mata, saat klien membuka mulut, perawat melihat palatum
 Sinus frontalis : dg menggunakan senter kecil/transluminator sinus pemeriksa menempatkan cahaya lateral pada supra orbital (tepat di bawah alis), normal : terlihat cahaya diatas alis

e. Pemeriksaan mulut :
(1) Bibir :
- Persiapan Pemeriksaan : anjurkan klien untuk menghapus lipstick sebelum pemeriksaan
- Kaji warna, tektur, hidrasi
- Normal bibir warna merah muda, lembab, simetris & halus
(2) Mukosa bukal, gusi & gigi :
• Persiapan pemeriksaan : anjurkan klien untuk melepas gigi palsunya & membuka mulutnya k/p mengunakan spatel lidah, perawat menggunakan handscoon
• Mukosa bukal : kaji warna, hidrasi, tekstur, lesi, mukosa normal warna merah muda, halus, lembab
• Gusi : kaji warna, edema, retraksi, perdarahan, lesi. Normal : warna merah muda, halus, lembab, melekat erat di gigi
• Gigi : Kaji posisi, kesimetrisan, warna, karies gigi, gigi yang tanggal
(3) Lidah :
Kaji warna, ukuran, posisi, tekstur, lesi. Normal : merah muda/sedang, lembab, sedikit kasar pada permukaan & halus sepanjang tepi lidah
(4) Palatum :
Kaji warna, bentuk tekstur, adanya tonjolan tulang, defek pada palatum mole & durum

f. Pemeriksaan Faring :
1) Persiapan :
(1) Klien sedikit menengadahkan kepala ke belakang, membuka mulut dg lebar
(2) Perawat menempatkan ujung spatel lidah di bagian sepertiga tengah dari tengah
2) Pemeriksaan :
(1) Dengan menggunakan senter, inspeksi uvula & palatum lunak
(2) Inspeksi warna, kontur, edema, lesi.

Pemeriksaan Pharing


g. Pemeriksaan Leher
1) Persiapan :
Pasien diminta menanggalkan pakaian
2) Tehnik Pemeriksaan :
a) Inspeksi :
(i) Pembengkakan
(ii) Perubahan warna kulit leher
(iii) Bentuk leher dari depan, samping, belakang
(iv) Kesimetrisan leher bagian kanan dan kiri
b) Palpasi :
(i) Pembengkakan/pembesaran glandula limfatika (lokasi, ukuran dan konsistensi)


Gb. Kelenjar Limfe

(ii) Raba nadi karotis komunis kanan & kiri (2-3 cm sebelah lateral jakun)
(iii) Kelenjar tiroid :
1. Raba fosasuprasternal dengan jari 2,3 & 4
2. Anjurkan penderita untuk menelan
3. Catat adanya pembesaran, konsistensi, pulsasi
4. Ukur lingkaran leher melalui vertebra cervicalis 7 dan ruangan di bawah kartilago tiroidea.



Pemeriksaan Kelenjar Thyroid Pemeriksaan Kelenjar Limfe


Lokasi Kelenjar Throid

h. Pemeriksaan Thorax
Tujuan : Mendapatkan kesan dari bentuk dan fungsi darI dada dan alat alat dalam yang ada di dalam dada dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.
1. Penderita, diminta menanggalkan baju
2. Posisi penderita dapat duduk, berdiri atau berbaring sesuai dengan pemeriksaan yang akan dilakukan
3. Berikan penerangan kepada penderita apa yang akan anda lakukan
4. Setiap catatan yang dibuat harus diterangkan, pemeriksaan dilakukan dari depan, samping atau belakang
5. Pemeriksaan meliputi :
a. Inspeksi :
 Dari Depan :
- Perhatikan bentuk dada (iga, sternum, dan kolumna vertebralis)
- Kaji adanya deviasi
- Perhatikan ruangan interkostal, mencekung, atau adanya retraksi pada saat inspirasi
- Cari adanya pulsasi (Iktus kordis)
- Cari adanya bendungan venosa dari depan
- Perhatikan klavikula
- Fosa supra dan infraklavikular
- Catat adanya kelainan jumlah dan bentuk iga
 Dari belakang :
- Perhatikan letak dan bentuk skapula (Ujung bawah skapula
terletak setinggi VT 8)
- Perhatikan jalan dan bentuk kolumna vertebralis (catat adanya kifosis, skoliosis dan lordosis)
b. Palpasi :
a. Letakkan kedua telapak tangan pada bagian dada depan
b. Penderita diminta menarik nafas
c. Rasakan gerakan dada, bandingkan pengembangan paru kanan
dan kiri
d. Pemeriksa berdiri di belakang penderita, letakkan telapak tangan, rasakan dan bandingkan gerakan nafas kanan dan kiri
e. Pemeriksaan vokal fremitus:
- Penderita diminta untuk mengatakan angka 88
- Kemudian letakkan kedua tangan pada bagian belakang dada dan
bandingkan baik gerakan pernafasan maupun fremitus suara antara
kanan dan kiri

• Pemeriksaan Jantung (dada depan):
a. Pakailah keempat jari tangan kanan dalam palpasi di ruang interkostal 4 dan 5, dengan ibu jari pada linea medio klavikularis kiri, rasakan pulsasi yang ada (Iktus kordis)
b. Apabila ada kelainan pembesaran jantung (cardiomegali), maka iktus kordis akan bergeser sesuai kelainannya.
c. Catat adanya vibrilasi (thrillis) pada daerah atas.

Palpasi Iktus Cordis
c. Perkusi
 Tujuan:
Mengetahui batas batas, ukuran, posisi, dan kualitas jaringan atau alat (paru, jantung) yang berada didalamnya.
Mengetahui apakah organ yang kita perkusi berisi udara, cairan, atau masa padat. Walaupun demikian, perkusi hanya menembus sedalam 5 7 cm saja, sehingga tidak dapat mendeteksi lesi yang letaknya dalam.
 Tekhnik perkusi:
- Hiperextensikan jari tengah tangan kiri anda
- Tekankanlah sendi iterfalangeal kuat kuat pada permukaan yang diperkusi.
- Hindarkan kontak dengan bagian tangan yang lain, karena akan mengganggu suara yang dihasilkan.
- Gunakanlah ujung jari tangan kanan anda, dengan posisi yang sedapat mungkin tegak lurus dengan jari yang diketok
- Dengan kuat, tajam, dan dengan gerakan pergelangan yang santai, ketoklah ujung jari tengah kiri dengan ujung jari tengah kanan anda,. dengan demikian anda meneruskan getaran dari tulang jari tengah anda ke jaringan yang anda perkusi.
- Sesudah mengetok, cepat angkat lagi tangan kanan anda, agar tidak mengganggu getaran yang telah anda ciptakan.
 Paru bagian depan :
Tujuan : Untuk mendapatkan kesan batas batas pengembangan paru dan derajat elastisitas paru serta pleura
Persiapan : Penderita berbaring
- Lakukan perkusi dari atas ke bawah, bandingkan kanan dan kiri
- Perkusi secara dalam daerah fosa supra klavikula
Lanjutkan perkusi sampai suara sonor hilang
Penderita diminta bernafas dalam
- Lanjutkan perkusi ke bawah
- Kemudian mintalah penderita untuk mengangkat kedua belah tangan dan lakukan perkusi mulai dari ketiak¬
Pada penderita sehat batas hilangnya suara sonor akan bergeser ke bawah
Perbedaan daerah hilangnya suara sonor merupakan besarnya perkembangan paru
 Menentukan batas paru dan hati :
Penderita tetap berbaring
lakukan perkusi, di daerah mana merupakan batas paru dan hati, suara sonor akan berubah menjadi redup/pekak.
- Berilah tanda pada batas tersebut. Pada orang normal sehat, batas ini terletak antara kosta ke 5 dan 6. Lihat peta gambaran perkusi thorax.



d. Auskultasi
 Auskultasi Paru :
Tujuan : Menentukan ada tidaknya perubahan dalam saluran pernafasan maupun paru paru
Pasien diminta menarik nafas pelan pelan dengan mulut terbuka.
Lakukan auskultasi secara sistematik, dengarkan tiap kali secara lengkap satu periode dan ekspirasi.
- Bandingkan kanan dan kiri
- Mulailah di daerah depan diatas klavikula.
- Setelah mendengarkan daerah ini, teruskan auskultasi di bagian belakang dada, mulai dari atas ke bawah sesuai gambar di samping.
- Perhatikan apabila ada perubahan suara.
- Tentukan secara pasti lokasi perubahan suara.
- Catat suara suara yang didapatkan pada waktu auskultasi


 Auskultasi Jantung :
Penderita dalam posisi berbaring dengan sudut 30 derajat
Penderita diminta bernafas biasa dalam suasana relaks
Pusatkan perhatian pertama pada suara dasar jantung, baru perhatikan adanya suara tambahan

- Perhatikan irama dan frekuensi suara jantung
- Bedakan antara sistolik dan diastolik.
- Usahakan mendapat kesan intensitas suara jantung.
- Perhatikan adanya suara suara tambahan atau suara yang pecah.
- Catat hasil auskultasi

PEMERIKSAAN ABDOMEN
Adomen dapat di agi menjadi 4 kuadaran menurut 2 garis imajiner yang saling tegak lurus dan berpotongan di umbilicus :
a. Kuadran kanan atas
b. Kuadran kanan bawah
c. Kuadran kiri atas
d. Kuadran kiri bawah

Akan tetapi dapat digunakan system pembagian lain, yang membagi abdomen menjadi 9 bagian
a. Hypochondric kanan
b. Epigastrik
c. Hypochondric kiri
d. Lumbar kanan
e. Umbilical
f. Lumbar kiri
g. Iliac kanan
h. hypogastrik
i. Iliac kiri


Persiapan pemeriksaan :
1. penerangan cukup
2. penderita dalam keadaan rileks
3. daerah dari atas processus xiphoideus sampai simpisis pubis harus terbuka
4. kandung kemih dalam keadaan kosong
5. perhatikan privasi pasien
Inspeksi :
1. kulit abdomen : adakah sikatrik, striae, pelebaran vena, rash dan lesi.
2. umbilicus : bentuk dan lokasi, apakah ada tanda-tanda inflamasi/hernia
3. permukaan (countur) abdomen : termasuk daerah inguinal dan femoral (datar, bulat, protuberant/scapoid. Penonjolan melengkung akibat acites, penonjolan suprapubik karena kehamilan/kandung kemih penuh, tonjolan asimetris akibat pembesaran organ setempat/masa
4. pembesaran organ : perhatikan penonjolan hepar/lien di bawah arcus costa pasien saat inspirasi dalam
5. pulsasi aorta : terkadang dapat terlihat daerah epigastrium

Auskultasi :
1. Peristaltic usus :
- Perhatikan karakter & frekuensi peristaltik usus
- frekuensi normal 5-35x/mnt

Palpasi :
Tujuan :
• Mengetahui ketegangan otot
• Mengetahui nyeri tekan abdomen
• Mengetahui organ/masa superficial
• Pemeriksaan Hepar :
• Letakkan tangan kiri di belakang pinggang menyangga kosta ke 11 & 12 dengan posisi sejajar dengan kosta, ajurkan pasien untuk rileks, tangan kanan mendorong hepar ke atas dan kedalam dengan lembut
• Anjurkan pasien inspirasi dalam & rasakan sentuhan hepar saat inspirasi, jika teraba sedikit kendorkan jari & raba permukaan anterior hepar
• Normal hepar : lunak tegas, tidak berbenjol-benjol
• Lien :
• Letakkan tangan kiri menyangga & mengangkat kosta bagian bawah sebelah kiri pasien
• Tangan kanan diletakkan di bawah arcus costa, lakukan tekanan kearah lien
• Anjurkan pasien untuk inspirasi dalam & rasakan sentuhan lien pada ujung jari, perhatikan apakah ada nyeri tekan, bagaimana permukaannya, perkirakan jarak antara lien dengan batas terendah dari kosta kiri terbawah.


o Ginjal :
Ginjal kanan :
• Letakkan tangan kiri di pinggang pasien, paralel pada kosta ke 12, dengan ujung jari anda menyentuh sudut kostovertebral
• Angkat dan dorong ginjal kanan ke depan
• Letakkan tangan kanan di kuadran kanan atas di sebelah lateral sejajar terhadap otot rektus, anjurkan pasien untuk nafas dalam
• Waktu puncak inspirasi tekanlah tangan kanan anda dalam-dalam ke kuadran kanan atas, dibawah arcus costa & cobalah untuk ”menangkap” ginjal di kedua tangan kanan & rasakan bagaimana ginjal kembali ke posisi waktu ekspirasi, apabila ginjal terab tentukan ukurannya, ada tidaknya nyeri tekan

Ginjal kiri :
• Gunakan tangan kanan untuk menyangga & mengangkat dari belakang
• Tangan kiri untuk meraba pada kauadran kiri atas, lakukan pemeriksaan seperti pemeriksaan ginjal kanan

Perkusi :
Tujuan :
- Untuk mengetahui ukuran hepar,lien
- Untuk mengetahui adanya asites
- Untuk mengetahui masa padat/kistik
- Untuk mengetahui adanya udara pada lambung & usus
• Hepar :
o Garis midklavikula kanan mulai dari bawah umbilikus keatas, sampai terdengar suara redup yang merupakan batas bawah hepar
o Lakukan perkusi dari daerah paru ke bawah untuk menetukan batas atas hepar, ukurlah berapa sentimeter tinggi daerah redup hepar tersebut
• Lien :
o Perkusi daerah intercosta terbawah di garis axilaris anterior kiri, kemudian minta pasien untuk inspirasi panjang & lakukan perkusi lagi, jika lien tidak membesar suara perkusi tetap timpani, apabila suara menjadi redup saat inspirasi berarti ada pembesaran lien
o Perkusi lien dari berbagai arah, jiuka diketemukan daerah redup yang luas berarti terdapat pembesaran lien


PEMERIKSAAN NEUROLOGI

1. Test Fungsi Cerebral/kortikal
a. Pemeriksaan tingkat kesadaran :
Menggunakan Glascow Coma Scale (GCS), berdasarkan penilaian respon mata, bicara & motorik.
Aspek Respon Nilai
EYE Membuka mata spontan 4
Membuka dengan verbal 3
Membuka dengan rangsang nyeri 2
No respon 1
VERBAL Orientasi baik 5
Membentuk kalimat tapi kacau (bingung) 4
Mampu mengucap kata tapi tidak dapat membentuk kalimat 3
Mengeluarkan suara, kata tidak berarti 2
No respon 1
MOTORIK Gerakan sesuai perintah 6
Dapat menunjukkan rangsang sensori di kulit 5
Gerakan menarik diri dari nyeri 4
Gerakan fleksi abnormal 3
Gerakan ekstensi abnormal 2
No respon 1
b. Orientasi terhadap orang, tempat & waktu:
1) Mengkaji orientasi terhadap orang : menanyakan namanya/respon membuka mata saat namanya dipanggil
2) Mengkaji orientasi terhadap tempat : menanyakan alamat rumah, tempat sekarang berada (RS)
3) Mengkaji orientasi terhadap waktu : menanyakan hari/tanggal, apakah siang/malam
c. Daya ingat (Memori) :
Ada 3 jenis memori menurut waktu retensinya, yaitu :
1) Immediate memory (segera setelah kejadian),mis : menanyakan naik apa ke RS
2) Recent Memory (beberapa menit, jam & hari setelah kejadian),mis : sebelum masuk RS apakah klien sudah makan
3) Remote memory / post memory (beberapa tahun=jangka waktu lama),mis: klien lahir dimana
d. Kemampuan Bicara :
- Kemampuan menerima & menyampaikan informasi
- Pemeriksaan kemampuan menyampaikan informasi :Klien dianjurkan mengulangi kata/kalimat yang diucapkan pemeriksa, dinilai apakah klien mampu mengucapkan dengan jelas
- Pemeriksaan kemampuan menerima informasi : Klien diminta untuk membaca kalimat kemudian pemeriksa menanyakan maksud bacaan/ klien diminta menulis kata/kalimat yang didiktekan pemeriksa, amati apakah klien dapat menulis dengan benar

PEMERIKSAAN GENETALIA & ANUS

1. Pemeriksaan Genetalia :
1. Pemeriksaan Genetalia Pria :
- Inspeksi warna, kelembaban, keutuhan,pembengkakan di daerah penis & testis
- Inspeksi introitus uretra lihat discarge nanah
- Inspeksi corona glandis, lihat adanya ulcus
- Palpasi kedua scrotum & preputium, kaji adanya pembengkakan, fimosis & para fimosis
2. Pemeriksaan Genetalia perempuan :
- Inspeksi vagina secara keseluruhan adakah prolapsus uteri, benjolan kelenjar bartholin
- Inspeksi secret vagina :
o Normal jernih tidak gatal
o Coklat : Carsinoma,endometriosis
o Putih berbusa : tricomonas vaginalis
o Kuning kehijauan lengket : GO
2. Pemeriksaan Anus :
Inspeksi ekterna, fissura, fistula, keganasan

PEMERIKSAAN EKSTREMITAS
1. Ekstremitas Atas :
Persiapan :
- Posisi pasien duduk
- Anjurkan pasien melepas perhiasan pada pergelangan tangan & jari-jari tangan
a. Inspeksi punggung, telapak & jari tangan:
- Perhatikan warna kulit, kekakuan sendi, kontraktur, pembengkakan,injuri,benjolan
- Perhatikan jumlah,bentuk & posisi jari
- Perhatikan pertumbuhan & keadaan kuku
- Perhatikan kemampuan gerak sendi pergelangan tangan & jari-jari tangan
- Bandingkan kedua ekstremitas
b. Palpasi :
- Kaji suhu punggung tangan
- Palpasi sendi,ligamen,otot-otot & tendo pergelangan tangan
- Lakukan gerakan pasif pergelangan tangan & jari-jari, kaji rasa nyeri & kekakuan sendi
- Bandingkan kedua ekstremitas
2. Ekstremitas Bawah
a. Inspeksi
- Postur kolumna vertebra lumbal
- Warna kulit, injuri, dislokasi, pembengkakan, inflamasi
- Perhatikan gerakan aktif (sendi panggul & lutut)
- Bandingkan kanan & kiri
b. Palpasi
- Perhatikan temperatur, pembengkakan, sendi, tonus otot, nyeri tekan
- Perhatikan pulsasi (frekuensi&irama) arteri femoralis,dorsalis pedis,tibia posterior
- Palpasi kelenjar limfe di inguinal
- Lakukan gerakan pasif di sendi panggul&lutut
- Kaji adanya pitting oedema : diperiksa dg menekankan jari dipermukaan kulit dorsal pedis dan kecekungan yg terjadi akan tidak segera hilang

STANDART OPERATING PROCEDURE ( SOP)
PEMERIKSAAN FISIK


No Tindakan NILAI
0 1 2
Tahap Pre Interaksi
1 Memvalidasi catatan medis pasien
2 Cuci tangan
3 Mempersiapkan peralatan :
1. Stetoskop
2. Handscoon
3. Penlight
4. Optalmoskop
5. Garputala
6. Hammer reflek
7. Mikrotoise
8. Timbangan BB
Tahap Orientasi
4 Memberi salam dan memperkenalkan diri
5 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
6 Memberi kesempatan bertanya
Tahap Kerja
7 Timbang BB dan ukur TB
8 Pemeriksaan kepala :
- Inspeksi kepala dan wajah : Bentuk,ukuran kepala, Kontur / kesimetrisan,Tumor
Pigmentasi /perubahan kulit kepala, Lesi, ruam, pembengkakan,kemerahan
- Palpasi rambut, kulit wajah & muka:Tebal & banyaknya rambut, Mudah/tidaknya rambut dicabut, Lesi & nyeri pada kulit kepala, Tumor, Tekstur dan kontur kulit wajah dan kepala, Tonus otot wajah,Palpasi nadi temporal (kekuatan & irama)
9 Pemeriksaan mata :
• Kelopak mata/palpebra : Inspeksi warna, posisi, kondisi permukaan, kondisi & arah bulu mata, serta kemampuan klien untuk membuka, menutup mata dan berkedip
• Konjungtiva :
o Kelopak mata diretraksi ke bawah dengan ibu jari & jari telunjuk tanpa memberi penekanan pada bola mata, klien diminta untuk melihat keatas
o Kaji warnanya, apakah anemis, hiperemis.kaji tekstur & adanya lesi.
• Sklera :
 kelopak mata diretraksi ke atas dengan ibu jari & jari telunjuk tanpa memberi penekanan pada bola mata, klien diminta untuk melihat kebawah
 Kaji warnanya, apakah ada ikterik/kekuningan.
• Kornea : Kaji kejernihan, tekstur dengan bantuan penlight
• Pupil : mengarahkan penlight dari sisi wajah klien kemudian diarahkan kepupil, bergantian dengan pupil yang satunya. Kaji ukuran, bentuk, kesamaan, akomodasi & reaksi terhadap cahaya.
10 Pemeriksaan hidung :
• Bentuk hidung luar : kaji bentuk, ukuran,warna kulit, adanya deformitas/inflamasi hidung, inspeksi septum : kesejajaran, adanya perforasi, perdarahan
• Nares anterior :
• kaji warna mukosa, lesi, pembengkakan, perdarahan, sekresi hidung Kaji adanya sumbatan : klien menyumbat salah satu lubang hidung dan dianjurkan bernafas dengan mulut tertutup kemudian di ulang pada lubang hidung sebelahnya
11 • Bibir :
 Persiapan Pemeriksaan : anjurkan klien untuk menghapus lipstick sebelum pemeriksaan
 Kaji warna, tektur, hidrasi
 Normal bibir warna merah muda,lembab,simetris & halus
• Mukosa bukal, gusi & gigi :
 Persiapan pemeriksaan : anjurkan klien untuk melepas gigi palsunya & membuka mulutnya k/p mengunakan spatel lidah, perawat menggunakan handscoon
 Mukosa bukal : kaji warna, hidrasi,tekstur,lesi, mukosa normal warna merah muda,halus,lembab
 Gusi : kaji warna, edema, retraksi, perdarahan, lesi. Normal : warna merah muda, halus,lembab,melekat erat di gigi
 Gigi : Kaji posisi, kesimetrisan,warna,karies gigi, gigi yang tanggal
• Lidah :
 Kaji warna, ukuran, posisi, tekstur, lesi. Normal : merah muda/sedang,lembab,sedikit kasar pada permukaan & halus sepanjang tepi lidah
• Palatum :
 Kaji warna, bentuk tekstur,adanya tonjolan tulang,defek pada palatum mole & durum
• Pemeriksaan Faring :
 Klien sedikit menengadahkan kepala ke belakang, membuka mulut dg lebar
 Perawat menempatkan ujung spatel lidah di bagian sepertiga tengah dari tengah
 Dengan menggunakan senter, inspeksi uvula & palatum lunak Inspeksi warna, kontur, edema, lesi
12 Pemeriksaan leher :
• Inspeksi :
- Pembengkakan, Perubahan warna kulit leher, Bentuk leher dari depan,samping,belakang
- Kesimetrisan leher bagian kanan dan kiri
• Palpasi :
- Pembengkakan/pembesaran glandula limfatika (lokasi, ukuran dan konsistensi)
- Kelenjar tiroid :
• Raba fosasuprasternal dengan jari 2,3 & 4,
• Anjurkan penderita untuk menelan
• Catat adanya pembesaran, konsistensi, pulsasi
• Ukur lingkaran leher melalui vertebra cervicalis 7 dan ruangan di bawah kartilago tiroidea.
13 Pemeriksaan Dada :
Inspeksi Thorax :
- Perhatikan bentuk dada (iga, sternum, dan kolumna vertebralis), kaji adanya deviasi
- perhatikan jalan dan bentuk kolumna vertebralis (catat adanya kifosis, skoliosis dan lordosis)
Palpasi :
• Paru :
• Letakkan kedua telapak tangan di dada depan
• Penderita diminta menarik nafas
• Rasakan gerakan dada, bandingkan pengembangan paru kanan dan kiri
• Pemeriksaan vokal fremitus:
- Penderita diminta untuk mengatakan angka 88
- Kemudian letakkan kedua tangan pada bagian belakang
- dada dan bandingkan getarannya/fremitus suara antara kanan dan kiri
- Ukur lingkaran dada pada saat inspirasi kuat dan ekspirasi kuat
• Jantung :
• palpasi interkostal 4 dan 5 dengan keempat jari tangan kanan, ibu jari di linea medio
klavikularis kiri, rasakan pulsasi yang ada (Iktus kordis)
Perkusi :
 Paru bagian depan :
- Lakukan perkusi dari fosa supra klavikula ke bawah, bandingkan kanan dan kiri
- Lanjutkan perkusi sampai suara sonor hilang
- Penderita diminta bernafas dalam
- Kemudian mintalah penderita untuk mengangkat kedua belah tangan dan lakukan
perkusi mulai dari ketiak¬
- Pada penderita sehat batas hilangnya suara sonor akan bergeser ke Bawah
- Perbedaan daerah hilangnya suara sonor merupakan besarnya perkembangan paru
Auskultasi :
 Auskultasi Paru :
 Pasien diminta menarik nafas pelan pelan dengan mulut terbuka.
 Lakukan auskultasi secara sistematik, dengarkan tiap kali secara lengkap satu periode dan ekspirasi.
 Bandingkan kanan dan kiri
 Mulailah di daerah depan diatas klavikula.
 Setelah mendengarkan daerah ini, teruskan auskultasi di bagian belakang dada, mulai dari atas ke bawah sesuai gambar di samping.
 Perhatikan apabila ada perubahan suara.
 Tentukan secara pasti lokasi perubahan suara.
 Auskultasi Jantung :
Mulailah auskultasi pada beberapa tempat :
- di ruang interkostal 2 kiri kearah stenum
- di ruang interkostal 4 dan 5 kiri ke arah sternum (dengan bagian bell)
- Perhatikan irama dan frekuensi suara jantung
- Perhatikan adanya suara suara tambahan (murmur, S3)
7 Pemeriksaan Abdomen :
Inspeksi : kulit abdomen : warna, keutuhan, umbilicus : bentuk,warna dan lokasi, permukaan (countur) abdomen : daerah inguinal dan femoral, pembesaran organ
Auskultasi : Perhatikan karakter & frekuensi peristaltik usus, dengarkan Bising sistole & diastole di epigastrium, kuadran kanan & kiri atas
Palpasi :
• Hepar :
• Letakkan tangan kiri di belakang pinggang menyangga kosta ke 11 & 12 dengan posisi sejajar dengan kosta, ajurkan pasien untuk rileks, tangan kanan mendorong hepar ke atas dan kedalam dengan lembut
• Anjurkan pasien inspirasi dalam & rasakan sentuhan hepar saat inspirasi, jika teraba sedikit kendorkan jari & raba permukaan anterior hepar
• Lien :
• Letakkan tangan kiri menyangga & mengangkat kosta bagian bawah sebelah kiri pasien
• Tangan kanan diletakkan di bawah arcus costa, lakukan tekanan kearah lien
• Anjurkan pasien untuk inspirasi dalam & rasakan sentuhan lien pada ujung jari, perhatikan apakah ada nyeri tekan, bagaimana permukaannya, perkirakan jarak antara lien dengan batas terendah dari kosta kiri terbawah.
Ginjal: :
• Gunakan tangan kiri untuk menyangga & mengangkat dari belakang
• Tangan kana untuk meraba pada kauadran kiri atas, lakukan pemeriksaan seperti pemeriksaan ginjal kanan

Perkusi :
• Hepar : Garis midklavikula kanan mulai dari bawah umbilikus keatas, sampai terdengar suara redup yang merupakan batas bawah hepar. Lakukan perkusi dari daerah paru ke bawah untuk menetukan batas atas hepar, ukurlah berapa sentimeter tinggi daerah redup hepar tersebut
• Lien : Perkusi daerah intercosta terbawah di garis axilaris anterior kiri, kemudian minta pasien untuk inspirasi panjang & lakukan perkusi lagi, jika lien tidak membesar suara perkusi tetap timpani, apabila suara menjadi redup saat inspirasi berarti ada pembesaran lien. Perkusi lien dari berbagai arah, jiuka diketemukan daerah redup yang luas berarti terdapat pembesaran lien
8 Pemeriksaan eketremitas :
- Inspeksi :
o Postur kolumna vertebra lumbal, Warna kulit, injuri, dislokasi, pembengkakan, inflamasi,Perhatikan gerakan aktif (sendi panggul & lutut),Bandingkan kanan & kiri
- Palpasi :
o Kaji adanya pitting oedema, periksa refile capilarry time
o Lakukan gerakan pasif di sendi panggul&lutut
9 Pemeriksaan Genetalia :
1. Pemeriksaan Genetalia Pria :
 Inspeksi warna, kelembaban, keutuhan,pembengkakan di daerah penis & testis
 Inspeksi introitus uretra lihat discarge nanah
 Inspeksi corona glandis, lihat adanya ulcus
 Palpasi kedua scrotum & preputium, kaji adanya pembengkakan, fimosis & para fimosis
2. Pemeriksaan Genetalia perempuan :
o Inspeksi vagina secara keseluruhan adakah prolapsus uteri, benjolan kelenjar bartholin
o Inspeksi secret vagina :
• Normal jernih tidak gatal
• Coklat : Carsinoma,endometriosis
• Putih berbusa : tricomonas vaginalis
• Kuning kehijauan lengket : GO
3. Pemeriksaan Anus :
Inspeksi ekterna, fissura, fistula, keganasan

Tahap Terminasi
10 Mengevaluasi Respon pasien
11 Kontrak waktu
12 Mencuci tangan
Dokumentasi
12 Mendokumentasikan : hasil & waktu pemeriksaan, nama & tanda tangan pemeriksa, respon pasien saat & setelah pemeriksaan
Total
Keterangan :
Nilai 0 : Tidak dilakukan Yogyakarta,……………..
Nilai 1 : dilakukan tapi salah Penguji
Nilai 2 : dilakukan dengan tepat
Nilai Batas Lulus = 75% …………………………


PENGKAJIAN FISIK PADA BAYI

I. Tujuan Umum :
Setelah mengikuti kegiatan praktikum selama 1x120 menit, mahasiswa mampu melaksanakan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir secara komprehensif

II. Tujuan Khusus :
Setelah mengikuti kegiatan praktikum pemeriksaan fisik padi bayi baru lahir, mahasiswa diharapkan mampu :
1. Mengidentifikasi dan mempersiapkan alat- alat yang dibutuhkan dalam pemeriksaan fisik bayi baru lahir.
2. Menilai apgar score pada bayi baru lahir
3. Melakukan penilaian dan pengukuran antropometri pada bayi baru lahir
4. Melaksanakan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir dengan teknik head to toe
5. Melaksanakan pemeriksaan dan pengkajian reflek- reflek pada bayi baru lahir

III. Dasar Teori (Review Materi)
1. Definisi
Pengkajian fisik bayi baru lahir adalah suatu tindakan untuk memeriksa kondisi fisik pada bayi setelah lahir & merupakan proses berkelanjutan yang dimulai selama wawancara, terutama dengan menggunakan inspeksi, atau observasi. Selama pemeriksaan, alat- alat untuk perkusi, palpasi, dan auskultasi ditambahkan untuk memantapkan sistem pengkajian sistem tubuh (Wong, 2004).
2. Pedoman umum pengkajian :
a. Berikan ruangan yang hangat, nyaman & bersih.
b. Lepaskan pakaian hanya pada area yang akan diperiksa, untuk mencegah kehilangan panas, kecuali jika bayi baru lahir berada di bawah sumber panas seperti lampu penghangat.
c. Lakukan secara berurutan dari kepala sampai dengan kaki
d. Lakukan dengan cepat untuk menghindari membuat stres bayi
e. Gunakan tehnik-tehnik untuk memberikan kenyamanan : bicara dengan lembut, pegang tangan bayi di atas dadanya, bedong dan peluk

Penilaian Pertumbuhan (Antropometrik)
Ukuran antropometrik : meliputi pengukuran Berat Badan, Tinggi Badan (panjang Badan), Lingkar Kepala dan lingkar lengan atas. Dalam pengukuran atropometrik terdapat 2 cara pengukuran, yaitu :
 Pengkuran berdasarkan umur : BB berdasarkan umur, TB berdasarkan umur
 Pengkuran tidak berdasarkan umur : BB berdasarkan TB, Lingkar lengan atas Berdasarkan TB dll

1) Berat badan :
BB merupakan hasil peningkatan/penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh, antara lain : tulang, otot, lemak, cairan tubuh dll. BB dipakai sebagai indikator yang terbaik pada saat ini untuk mengetahui keadaan gizi & tumbang.
BB lahir normal 2500-3500 gr, BB lahir < 2500 gr dinamakan BBLR, BB lahir > 3500gr dinamakan makrosomia (A. Azis A.H, 2005) Perlu diketahui bahwa terdapat fluktuasi wajar dalam sehari sebagai akibat masukan (intake) makanan & minuman dengan keluaran (output) melalui urine,feses, keringat & bernafas.
Indikator BB dimanfaatkan dalam klinik untuk :
1. Bahan informasi untuk menilai keadaan gizi baik yang akut maupun yang kronis, keadaan tumbuh kembang & kodisi kesehatan
2. Memonitor keadaan kesehatan, misalnya pengobatan penyakit
3. Dasar perhitungan dosis obat dan makanan yang perlu diberikan
2) Tinggi Badan :
Pengukuran ini merupakan bagian dari pengukuran atropometrik yang digunakan untuk menilai status perbaikan gizi, disamping faktor genetik. Pengukuran ini dapat dilakukan dengan mudah dalam menilai gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Panjang Badan lahir normal 45-50 cm
3) Pengukuran Lingkar Kepala :
Pengukuran lingkar kepala ini dapat digunakan untuk menilai pertumbuhan otak, penilaian ini dapat dilihat apabila pertumbuhann otak kecil (mikrosefali) maka menunjukkkan adanya retardasi mental, sebaiknya apabila otak besar (volume kepala meningkat) akibat penyumbatan pada aliran cairan cerebrospinalis. Penilaian ini dapat dilakukan dengan menggunakan kurva lingkar kepala. Lingkar kepala lahir normal 30-33 cm, lingkar kepala > 3 cm dari lingkar dada bayi di curigai adanya hidrocephalus, lingkar kepala < 3 cm lingkar dada anak mengalami mikrocephalus(A. Azis A.H, 2005). Menurut Donna L Wong (2004) Lingkar kepala bayi baru lahir 33-35 cm.
4) Pengukuran Lingkar Lengan Atas :
Ukur lingkar lengan atas sepertiga bagian atas pada lengan atas bayi dengan
menggunakan metline / kertas LILA. Penilaian ini juga dapat dipakai untuk menilai status gizi pada anak
5) Pengukuran Lingkar dada :
Ukur dada bayi tepat diatas puting dengan menggunakan metline, lingkar dada bayi 30,5 -33cm, lingkar kepala 2-3 cm lebih besar dari lingkar dada (Donna L Wong,2004)
Pemeriksaan Fisik :
1. Pemeriksaan Kepala :
Kaji kondisi rambut, kaji bentuk kepala,adakah maulage jika ada simetris atau tidak, adakah caput sucedaneum, adakah cephal hematom, bagaimana kondisi fontanela
2. Pemeriksaan Mata :
Adakah strabismus, adakah kekeruhan kornea dan lensa, adakah ada edema palpebra,adakah perdarahan konjungtiva
3. Pemeriksaan Telinga :
Lihat kondisi daun telinga, kaji fungsi pendengaran dengan membunyikan suara à reflek terkejut à fungsi pendengaran baik
4. Pemeriksaan Hidung :
Kaji pola nafas bayi, jika bayi bernafas lewat mulut kemungkinan terdapatnya sumbatan/obstruksi di rongga hidung, jika terdapat pernafasan cuping hidung kemungkinan terdapat ganguan pada paru-paru
5. Pemeriksaan mulut :
Kaji apakah terdapat kista di mukosa mulut, adakah labio scisis, labiopalatoscisis, kemampuan/ reflek menghisap, kondisi lidah
6. Pemeriksaan leher dan bahu :
Terdapat lanugo (rambut halus), kaji kesimetrisan, keterbatasan dalam pergerakan
7. Pemeriksaan dada & punggung :
Kaji bentuk, kesimetrisan, apakah terdapat retraksi saat inspirasi, kaji bunyi nafas, frekuensi pernafasan, frekuensi denyut jantung
8. Pemeriksaan Abdomen
Kaji bentuk abdomen, umbilikus, kaji peristaltik usus
9. Pemeriksaan Tulang Belakang :
Bayi diletakan dalam posisi tengkurap kemudian lakukan palpasi sepanjang tulang belakang kaji adanya kelainan seperti skoliosis, meningokel, spina bifida.
10. Pemeriksaan Genetalia :
Bayi perempuan : kaji introitus vagina dan introitus uretra, jika ditemukan 1 lubang àkelainan. Bayi laki-laki : kaji letak lubang uretra, normal berada diujung glands penis, kaji adanya hipospadia, epispadia.
11. Pemeriksaan ekstremitas:
Kaji bentuk, posisi kaki dan jumlah jari-jari adakah equinovarus/valgus, adakah polidaktili
12. Pemeriksaan anus dan rektum :
Kaji lubang anus adakah atresia ani, normal mekonium keluar pada 24 jam
13. Pemeriksaan kulit :
Kaji kondisi kulit adakah verniks kaseosa yaitu zat seperti lemak di kulit yang berfungsi sebagi pelumas/sebagai isolasi panas pada bayi cukup bulan, adakah lanugo yaitu rambut halus yang terdapat dikulit bayi jumlah lanugo lebih banyak pada bayi yang kurang bulan dari pada bayi yang cukup bulan


Pengkajian Normal Abnormalitas minor Abnormalitas Mayor
Penampilan umum • Postur tubuh : kepala & ekstremitas fleksi • Frank Breech ; kaki ekstensi,abduksi • Postur timpang,ekstensi ekstremitas
Kulit • Saat lahir merah terang, halus
• Vernik kaseosa
• Lanugo
• Edema sekitar mata, wajah, kaki,punggung tangan, telapak & skrotum/labia • Ikterik neonatus setelah 48 jam pertama
• Ekimosis/ptekie
• Milia: distensi kelenjar sebacea tampak sebagai papula putih kecil di pipi,dagu&hidung
• Miliaria/sudamina:distensi kelenjar keringat tampak seperti vesikel • Ikterik berlanjut pada 24 jam pertama
• Kulit memucat
• Sianosis umum
• Pucat
• Keabu-abuan hemorargi, ekimosis/ ptekie yang menetap
• Sklerema : kulit keras & kaku
Kepala • Fontanela anterior : bentuk berlian 2,5-4 cm
• Fontanela posterior : bentuk segitiga 0,5 – 1 cm
• Fontanela datar, lunak & padat

• Molding setelah persalinan pervaginam
• Kaput suksedaneum : edema jaringan kulit kepala yang lunak yang melewati garis sutura
• Sephal hematom : diantara periosteum & tulang tengkorak yang dibatasi dg batas khusus & tidak melewati garis sutura • Pelebaran sutura & fontanela
• Penonjolan/depresi ketika bayi tenang
• Sutura menyatu
Mata • Kelopak mata oedema, palpebra menutup
• Tidak ada air mata
• Reflek pupil sebagai respon terhadap cahaya
• Reflek berkedip terhadap respon cahaya dan sentuhan • Lipatan epikantus pada bayi oriental
• Nistagmus / strabismus
• Hemorargi sub konjungtiva (skleral) • Rabas purulen
• Katarak kongenital
• Pupil kontriksi/dilatasi
• Tidak ada reflek pupil/kornea
• Ketidakmampuan mengikuti objek/cahaya terang
Hidung • Lubang hidung tidak ada sumbatan
• Sumbatan lubang hidung
• Keluar cairan purulen/berdarah
• Tidak ada septum
Mulut & tenggorokan • Utuh,palatum arkus tinggi
• Uvula di garis tengah • Bibir sumbing/labioscisis
• Palato scisis
• Lidah besar, menjulur/kesalahan posisi posterior dari lidah
Leher • Pendek, gemuk, dikelilingi oleh lipatan kulit • Tortikolis/leher miring : kepala menengok kesalah satu sisi d dagu mengarah kesisi yg berlawanan • Lipatan kulit yang berlebihan/berselaput
• Tahanan terhadap fleksi/kaku kuduk
• Klavikula fraktur
Dada • Diameter anteroposterior & lateral sama • Depresi sternum
• Retraksi dada & ruang interkostal selama pernafasan
• Ekspansi dada asimetrik/ekspansi berlebihan
• Kemerahan&keras disekitar puting
Paru-paru • Pernafasan utama : pernafasan abdominal
• Reflek batuk tidak ada saat lahir, ada setelah 1-2 hari
• Suara nafas bronkial sama scr bilateral • Frekuensi & kedalaman pernafasan tidak teratur
• Crakles sesaat setelah lahir • Stridor
• Pernafasan tidak teratur secara menetap
• Retraksi
• Wezing
• Takipnea (> 60x/mnt )
Jantung • Apeks : interkosta ke 4-5 sebelah lateral batas kiri sternum
• Bunyi jantung 1 lebih tajam dan tinggi dibanding bunyi jantung 2 • Sinus aritmia : HR meningkat selama inspirasi dan menurun selama ekspirasi • Kardiomegali
• Murmur
• Sianosis menetap
Abdomen • Bentuk silinder
• Hepar teraba 2-3 cm bawah margin kosta dextra
• Ginjal dapat diraba 1-2 cm diatas umbilikus
• Umbilikus berwarna putih kebiruan pada saat lahir dengan 2 arteri dan 1 vena • Hernia umbilikus • Distensi abdomen
• Hepatomegali&splenomegali
• Asites
• Tali umbilikus hijau
Genetalia wanita • Labia & klitoris edema
• Labia minora lebih besar dari labia mayora
• Meatus uretra di belakang klitoris
• Vernik kaseosa diantara labia
• Berkemih dalam 24 jam • Genetalia ganda
• Pembesaran klitoris dg meatus uretra di bagian ujung
• Labia menyatu
• Tidak ada lubang vagina
• Rabas fekal dari lubang vagina
• Tidak berkemih dalam 24 jam
Genetalia pria • Lubang uretra pada puncak glands penis
• Testis dapat di raba di dalam tiap skrotum
• Berkemih dalam 24 jam • Lubang uretra tertutup preputium
• Ketidakmampuan meretraksi preputium
• Skrotum kecil • Hipospadia
• Epispadia
• Testis tidak dapat diraba dalam skrotum/kanalis inguinalis
• Tidak ada urinasi dalam 24 jam
• Hidrokel
Punggung dan rektum • Spina utuh, tidak ada lubang & masa menonjol
• Lubang anal paten
• Keluar mekonium < 36 jam • Fisura anal
• Anus imperforata
• Mekonium tidak keluar > 36 jam
• Spina bifida
Ekstremitas • Sepuluh jari tangan dan jari kaki
• Rentang gerak penuh
• Tonus otot sama secara bilateral
• Nadi brakial bilateral sama • Polidaktili : jari tambahan
• Sindaktili : jari bersatu/berselaput
• Fokomelia : tangan/kaki melekat ke batang tubuh
• Hemimelia : bagian distal ekstremitas tidak ada
• Tonus otot & rentang gerak tidak sama

Pemeriksaan Reflek :
Reflek Cara pemeriksaan Normal Patologis
Berkedip Sorotkan cahaya ke arah mata bayi Bayi akan berkedip dijumpai pada tahun pertama Tidak berkedip à kebutaan
Rooting Gores sudut mulut bayi garis tengah bibir Bayi mencari arah pipi yang di gores, reflek menghilang pada umur 3-4 bulan dan bisa menetap sampai 12 bulan khususnya selama tidur Tidak adanya reflek menunjukkan adanya gangguan neurologi
Moro Angkat bayi dengan kedua tangan, turunkan bayi perlahan-lahan ke bawah Lengan dan kaki ekstensi, jari-jari mengembang, menghilang pd umur 3-4 bln Reflek menetap > 4 bulan dicurigai adanya kerusakan otak, respon tidak simstris adanya hemiparese, fraktur klavikula, cedera medula spinalis

Palmar Graps Letakkan jari pemeriksa di telapak tangan bayi dari sisi ulnar Jari-jari bayi melengkung disekitar jari-jari yg diletakkan ditelapak tangan bayi dari sisi ulnar, reflek ini menghilang pd umur 3-4 bulan Fleksi yg tdk simetris menunjukkan adanya paralisis, reflek menggenggam yg menetap menunjukkan gangguan serebral
Menghisap Berikan dot pada bayi Bayi menghisap dg kuat dalam berespon terhadap stimulasi, reflek ini menetap selama masa bayi dan selama tidur tanpa stimulasi Reflek lemah/tidak ada menunjukkna kelambatan / keadaan neurologi yg abnormal
Muntah

Stimulasi terhadap faring posterior Stimulasi terhadap faring posterior oleh makanan, hisapan atau masuknya selang harus menyebabkan bayi mengalami reflek muntah, reflek ini harus menetap sepanjang hidup.
Menguap

Respon spontan terhadap panurunan oksigen dengan maningkatkan jumlah udara inspirasi, harus menetap sepanjang hidup
Batuk Beri rangsangan batuk pada bayi Iritasi membrane mukosa laring menyebabkan batuk, reflek ini harus terus ada sepanjang hidup, biasanya ada setelah hari pertama lahir
Galants Gores punggung bayi sepanjang sisi tulang belakang dari bahu sampai bokong Punggung bergerak ke arah samping bila distimulus. Dijumpai pada 4-8 minggu pertama. Tidak ada refleks menunjukkan lesi medula spinalis.
Balbinkski Gores telapak kaki sepanjang tepi luar dimulai dari tumit Jari kaki mengembang dan ibu jari kaki dorsofleksi, dijumpai sampai umur 2 tahun. Bila pengembangan jari kaki dorsofleksi setelah umur 2 tahun adanya lesi ekstrapiramidal.
Sartle (kaget) Bertepuk tangan dengan keras Bayi mengenteksikan dan menfleksikan lengan dalam berespon terhadap suara yang keras. Refleks ini akan hilang sampai umur 4 bulan Tidak ada refleks menunjukkan adanya gangguan pendengaran.
Ekstrusi Sentuh lidah dengan ujung spatel lidah Lidah ekstensi kearah luar bila disentuh, dijumpai pada umur 4 bulan. Ekstensi lidah yang persisten indikasi adanya sindrom down
Melangkah Pegang bayi sehingga kakinya sedikit menyentuh permukaan yang keras Kaki akan bergerak keatas dan kebawah bila sedeikit disentuhkan ke permukaan keras dijumpai pada 4-8 minggu pertama Refleks menetap melebihi 8 minggu merupakan keadaan abnormal.

Glabela Ketukan halus pada glabela Ketukan halus pada glabela (bagian dahi antara 2 alis mata) menyebabkan mata menutup dengan rapat.
Leher Asimetrik Tonik

baringkan sekecil , lalu miringkan kekiri/ kekanan Tangan kiri bayi akan merentang lurus keluar dan tangan kanannya akan menekuk kearah kepala atau muka

IV. Persiapan Alat
a. Metline
b. Penlight
c. Timbangan bayi
d. Pengukur tinggi badan bayi
e. Kertas LILA
f. Masker
g. Handscoon bersih
h. scort
i. Stetoskop
j. Kain flanel (untuk bedong)
k. Bantalan tinta/cap
l. Gelang identitas bayi
m. Formulir pengkajian bayi baru lahir
n. Termometer rectal
o. Jelly/pelumas
Tisue


V. Standar Operating Procedure
Standart Operating Prosedur
Pengkajian Fisik Bayi Baru Lahir

No Kriteria Skor
0 1 2
1 Mencuci tangan
2 Persiapan alat :
• Pengukur tinggi badan
• Metline
• Kertas LILA
• Timbangan bayi
• Sarung tangan bersih
• Scort
• Masker k/p
• Gelang pengenal bayi
• Formulir pengkajian
• Bantalan tinta/cap k/p
• Termometer rectal
• Tisu
3 Mencuci tangan
4 Kenakan scort, handscoon dan masker k/p
5 Tempatkan bayi diatas meja dengan alas lunak/tempat tidur yang hangat atau di bawah lampu penghangat
6 Lepaskan bedong/ kain penutup bayi
7 Kaji apgar score (frekuensi jantung, usaha nafas,tonus otot,reflek, warna kulit)
8 Timbang Berat badan :
 Pastikan angka timbangan di angka 0
 Letakkan anak diatas timbangan
 Lihat scala dan catat
9 Tinggi Badan :
 Letakkan anak diatas tempat yang rata
 Luruskan kaki anak dg menekan secara lembut diatas lutut
 Ukur panjang badan anak & catat
10 Ukuran Lingkar Kepala
11 Ukuran Lingkar Lengan Atas
12 Ukur lingkar dada
13 Inspeksi dan palpasi kepala
14 Inspeksi mata, hidung, mulut,telinga, leher dan bahu
15 Inspeksi, palpasi & auskultasi dada ( RR & HR)
16 Inspeksi, auskultasi & palpasi abdomen
17 Ubah posisi bayi tengkurap, inspeksi dan palpasi punggung dan tulang belakang
18 Inspeksi genetalia
19 Inspeksi anus, pasang termometer rectal, baca scala bersihkan termometer
20 Inspeksi dan palpasi ekstremitas
21 Kaji reflek
22 Pasang gelang pengenal/identitas sesuai dg aturan RS meliputi nama ibu, jenis kelamin, no RM
23 Cap kaki bayi ke formulir pengkajian k/p atau sesuai aturan RS
24 Rapikan pasien à memandikan bayi (jika memungkinkan)à kenakan pakaian
25 Bereskan alat
26 Cuci tangan
27 Mendokumentasikan hasil pemeriksaan
Yogyakarta,………
Keterangan :
Nilai 0 : Tidak dilakukan
Nilai 1 : dilakukan tetapi salah Penguji


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PRE DAN POST CONFERENCE Keperawatan

Kompetensi Kebidanan

Kejang Pada Neonatus